Etika dan Profesionalisme
Istilah "etika" berasal dari bahasa Yunani kuno ta etha yang merupakan bentuk jamak dari ethos yang berarti adat kebiasaan. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi secara etimologis etika berarti ilmu tentang adat kebiasaan. Kata lain yang cukup dekat dengan "etika" adalah "moral". Kata "moral" berasal dari bahasa latin mos (jamak: mores) yang berarti juga kebiasaan, adat. Secara etimologis kata "etika" adalah sama dengan "moral", yaitu menunjukkan adat kebiasaan. Penjelasan mengenai arti "etika" tidak akan cukup jika hanya ditelaah secara etimologis. Oleh karena itu perlu dijelaskan tiga macam arti etika yang kira-kira sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu: Etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya dalam penjelasan mengenai "etika Protestan", seperti yang pernah dijelaskan oleh Max Weber. Arti ini juga bisa dirumuskan sebagai sistem nilai. Etika adalah kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik. Seperti misalnya pemerintah penah mengeluarkan sebuah kode etik untuk rumah sakit yang diberi judul "Etika Rumah Sakit Indonesia" pada tahun 1986. Etika adalah ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Etika baru menjadi ilmu, bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat-seringkali tanpa disadari-menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodid. Etika disini sama artinya dengan filsafat moral. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan "self control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Etika dan Etiket
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, "etika" berarti "moral". Tetapi terkadang pengertian ini sering dicampuradukkan dengan "etiket" yang sebenarnya berarti "sopan santun". Persamaan antara keduanya adalah bahwa: pertama, etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Kedua, baik etika maupun etiket mengatur kehidupan manusia secara normatif, artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Selain persamaan, etika dan etiket juga memiliki beberapa perbedaan yang mendasar, yaitu: (1) Etiket menyangkut suatu cara perbuatan dilakukan oleh manusia, sedangkan etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan; (2) etika memberi norma pada perbuatan itu sendiri. Norma etis tidak terbatas pada cara perbuatan dilakukan, melainkan menyangkut perbuatan itu sendiri; (3) Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, sedangkan etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain. Jadi etiket bersifat relatif, sedangkan etika jauh lebih absolut dibandingkan dengan relativitas etiket. Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriahnya saja, sedangkan etika menyangkut manusia dari segi dalam.
www.isei.or.id/page.php?id=5des077
|